Rabu, 11 Februari 2009

Untung menara ini ditahan oleh istriku













Oiiiii Helppppp......
Menaranya hampir rubuh.

Segera dengan cekatan, istriku menahan menara ini sehingga tidak sempat runtuh. hehehe.

Dear all,
Tentunya tulisan diatas hanya sebuah jokes saja, semua tragedi yang menggemparkan itu hanya terjadi dalam imaginasi saya ketika hendak mengambil foto dalam posisi itu. Istriku seolah-olah sedang berusaha menahan menara yang sangat terkenal seantero jagat itu supaya tidak rubuh.

Hampir dari semua kami yang baru pertama kali datang ke tempat ini mengeluarkan statement yang sama dengan nada kecewa ketika melihat menara Pisa yang maha terkenal ini. "Kok, cuman segini yah" hehehe. Tour Leader kami, brother Johan yang selalu setia mendampingi juga mengatakan "anda-anda bukan orang pertama yang mengatakan hal itu".

Ternyata bukan hanya dalam bayangan saya saja bahwa menara Pisa ini adalah sebuah banguan menara yang sangat tinggi dan menjulang langit tetapi harus kecewa dengan penampilan sederhananya yang memang agak miring. Di tempat ini, saya mendapat sebuah pelajaran lagi yaitu "Kekurangan tidak selalu akan menghancurkan". Awalnya pasti akan menjadi sebuah kegagalan besar bagi seorang arsitek, sipil dan kontraktor jika menghasilkan sebuah menara mewah tetapi miring. Tapi fakta berbicara lain ternyata karena miringnyalah menara Pisa ini menjadi sangat terkenal terlepas dari segala macam percobaan yang pernah dilakukan oleh Leonardo Da Vinci di menara ini. Dalam kehidupan ini, pastilah suatu saat, kita merasa ada sesuatu yang dirasakan agak miring dalam diri kita. Janganlah menyesali terlalu berlebihan dan marilah kita lihat dengan kacamata positif, mana tahu kemiringan itu justru malah menjadi added value bagi kita. Coba bayangkan kalo Menara Pisa tidak miring, may be tidak akan menarik dan tidak akan menjadi tujuan bagi turis manca negara untuk datang dan hanya melihat sebuah menara gagal. Smile. Bahagia & Sukses Selalu.

Bayon Temple - Cambodia


28 September 2008, adalah hari kedua di Siam Reap, sebuah kota indah nan damai di Kamboja. Pagi hari ini, kami berkunjung ke sebuah situs yang sangat mengagumkan yaitu Rata PenuhBayon Temple yang dibangun oleh raja Jayavarman VII. Butuh waktu yang cukup lama untuk merampungkan bangunan tersebut yaitu kurang lebih 38 tahun mulai dari tahun 1181 sampai dengan tahun 1219. Tetapi kerja keras itu tidaklah sia-sia karena pada saat memasuki gerbangnya saja, kami sudah terkagum-kagum dengan kehalusan hasil karya purba itu yang berbentuk patung dengan 4 muka yang menghadap ke 4 penjuru mata angin. Guide kami, orang pribumi kelahiran Phnompenh mengatakan kepada kami bahwa total terdapat 54 tugu patung dengan bentuk yang sama dengan total muka sebanyak 216 wajah senyum dari Avalokitesvara. ada juga yang mengatakannya Prajna Paramita. Ga ngerti juga mana yang benar, hehehe. Kami banyak bertemu dengan wisatawan Korea yang katanya merupakan wisatawan dengan jumlah terbanyak yang mengunjungi Kamboja. Kami berfoto di sebuah patung yang mempunyai senyum terindah dan termanis dari sekian banyaknya patung. Untuk sampai ke patung dengan senyum terindah ini dibutuhkan energi lebih untuk mendaki tangga karena bangunan Bayon Temple ini cukup tinggi. Di keempat sisi dibagian bawah juga terdapat patung Buddha yang banyak sekali terlihat hio-hio yang ditancapkan pada hiolo, pelita beserta persembahan-persembahan lainnya.

Walaupun secara keseluruhan, patung-patung yang ada disana seperti kurang perawatan, bagaimanapun juga tetap saja saya sangat kagum akan semangat dan potensi orang-orang jaman dahulu yang dimana belum terdapat teknologi modern yang super canggih tetapi dapat menghasilkan sebuah maha karya yang begitu luar biasa. Saluttt

Mantra Bodhisatwa Tara

Bodhisatwa Tara  "om tare tuttare ture soha" Bodhisatwa Tara, yang pada mulanya berasal dari air mata yang diteteskan oleh Bodh...