Selasa, 02 Februari 2010

Sekilas Kisah Lucu di pesta pernikahan sahabat Share

Hari Minggu lalu (31-01-10), saya hadir di resepsi pernikahan salah seorang sahabat, tentunya istri tidak ketinggalan. Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri jika hadir dalam resepsi sahabat yang benar-benar sahabat, karena pasti akan bertemu dengan banyak sahabat yang juga hadir disana. Seringkali saya merasa bahwa resepsi pernikahan adalah ajang reuni untuk bertemu dengan para sahabat. Banyak hal yang bisa dilakukan, dimulai dari ngobrol rame-rame dari level sangat ringan berupa basa-basi sampai ke yang serius bahkan sangat serius. Sehingga tidak jarang, ada yang kecipratan bisnis baru akibat hadir dalam ajang reuni bin resepsi pernikahan itu.

Saya sendiri memang agak selektif dalam rangka menghadiri resepsi pernikahan, jika saya merasa kehadiran atau ketidakhadiran saya di tempat itu tidaklah membawa manfaat atau tidak ada dampaknya bagi pasangan yang menikah ataupun orang tua dari pasangan yang berbahagia itu, biasanya saya memilih untuk tidak hadir. Selain menghemat angpau, hehehe. Saya juga merasa makanan di kaki lima sering lebih ok dibanding makanan prasmanan pesta yang begitu-begitu saja yang terkadang membosankan.

Memang terkadang ada beberapa oknum yang benar-benar kebangetan dalam hal undang-mengundang (bahasanya aneh ya). Seringkali ketika sampai di kantor, ada undangan yang sudah tergeletak di meja kerja atau terkadang dititipkan ke teman-teman kantor tanpa jelas identitas. Begitu membaca undangan tersebut, nama ga dikenal, foto pun tidak ada. Sehingga saya harus berpikir keras bak filsuf bahkan sampai menerawang ke alam lain untuk memohon petunjuk, kira-kira undangan siapakah gerangan yang melangsungkan pesta kebahagiaan tersebut. Akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa mungkin meja kerja saya yang diundang, jadi silakan saja, meja saya yang menghadiri undangan tersebut, hehehe.

Kembali ke pesta pernikahan sahabat saya yang baru minggu lalu di Prasadha Jinarakkhita tersebut. Ada sebuah peristiwa yang sangat menggelikan dimana saya juga sangat yakin, pembuat kelucuan itu tidak akan sadar akan kelucuan yang disebabkannya sampai ia membaca tulisan singkat ini. Seperti biasanya, dalam pesta pernikahan pastilah terdapat acara Mingles dimana pasangan yang berbahagia itu turun dari singgasananya untuk memberikan kesempatan kepada rakyat jelata memberikan ucapan selamat kepadanya. Saya langsung dihinggapi rasa bersalah, karena begitu tiba di tempat acara, saya lebih sibuk ngobrol dan bersapa ria dengan para sahabat daripada menyalami pasangan raja dan ratu sehari itu, juga terlalu sibuk meng-hunting pojok-pojok dimana makanan lezat bersembunyi. Saya pun buru-buru mendatangi sahabat tersebut dan menyalaminya. Saya mengucapkan selamat berbahagia kepadanya beserta istrinya. Di luar dugaan saya, pada saat kami bersalaman, ia mengatakan “Her, ini istri saya” kata-kata singkat itu langsung menyengat saya, apakah ia lupa, ini adalah pesta pernikahannya dan apakah ia lupa bahwa saat itu mereka sedang mengenakan pakaian kebesarannya. Atau benar-benar ia ingin memperkenalkan istrinya kepada saya pada saat itu. Kata Rick Price, Only heaven know……

Begitulah sebuah selipan cerita dan hiburan pada pesta pernikahan sahabat tersebut.
Saya tidak akan berdoa supaya tidak ada masalah hadir dalam kehidupan sahabatku (jahat yah) tetapi isi doa saya akan berbunyi sebagai berikut : Semoga anda berdua mempunyai kekuatan untuk dapat menghadapi segala masalah dan tantangan dalam mengarungi samudra kehidupan yang baru saja dikomitmenkan berdua baik di hadapan orang tua, para sahabat dan yang paling penting adalah di hadapan para Buddha dan Bodhisatwa.

Semoga semua berkah ada pada anda, sahabatku.

Mantra Bodhisatwa Tara

Bodhisatwa Tara  "om tare tuttare ture soha" Bodhisatwa Tara, yang pada mulanya berasal dari air mata yang diteteskan oleh Bodh...