Rabu, 26 Mei 2010

Waisak tiba lagi…..

Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa, hari Waisak tiba lagi. Sepertinya baru beberapa hari yang lalu kita merayakan hari Waisak. Tahun lalu, saya bersama istri mengisi hari waisak dengan mengikuti Retreat yang dibimbing oleh sister Chan Kong di Sukabumi.

Detik-detik waisak saat itu dilewati dengan penuh kesadaran melalui perhatian akan keluar masuknya nafas. Dari sekian banyaknya waisak yang dilewati, saya sangat merindukan momen waisak tersebut. Dapat merasakan makna waisak sesungguhnya dan menjadikannya sebagai inspirasi untuk mengingat kembali keagungan dan keluhuran nilai-nilai ajaran Buddha untuk semakin dipraktikkan dalam kehidupan.

Waisak di tahun-tahun sebelumnya, lebih banyak diisi dengan euphoria kebanggaan akan kemenangan setelah melewati perseteruan sengit dengan pihak lain yang merasa berwenang menggunakan lokasi puja. Belum lagi kesibukan luar biasa yang timbul karena orang nomor satu di Indonesia akan hadir dalam perayaan Waisak. Ada juga perseteruan kecil di antara sesama sahabat yang sebenarnya mempunyai niat yang baik yaitu untuk suksesnya perayaan Waisak.

Waisak memang penuh dengan fenomena-fenomena yang menarik. Mengamati sebagian umat yang sangat serius bermeditasi pada saat detik waisak dengan memejamkan matanya dengan sekuat tenaga, ada juga yang sedang sibuk menawar barang dagangan yang dijajakan di luar kompleks, sebagian panitia bercucuran keringat melayani para umat yang terlambat tiba di tempat acara, ada yang marah-marah karena terganggu oleh yang lain. Ada yang berebutan untuk mendapatkan air berkah, ada juga yang berusaha mengambil sebanyak-banyaknya air tersebut dengan alasan akan dibawa pulang untuk dibagi kepada para kerabat. Dan masih banyak lagi hal-hal yang menggelikan.

Waisak memang sangat penting bagi umat Buddha, karena memperingati kelahiran dari seorang Pangeran yang kelak akan menjadi guru umat manusia dan para dewa. Yang kedua adalah menjadi sebuah momentum penting pada saat seorang petapa berhasil mencapai kesempurnaan agung, mengatasi segala bentuk kebencian, keserakahan dan ketidaktahuan. Point ketiga adalah parinirvana (Mangkat) Buddha di Kusinagara. Peristiwa agung itu terjadi pada saat bulan purnama di bulan Waisak.

Sudah sepantasnyalah, Waisak dijadikan sebuah momentum untuk membuat sebuah evaluasi diri. Apa saja yang sudah dikerjakan dari waisak lalu sampai dengan sekarang. Apakah ada kemajuan atau justru malah kemunduran? Apakah nilai kehidupan hari ini sudah lebih meningkat dibanding kemarin?. Selain evaluasi diri, jangan lupa untuk mengulang kembali tekad-tekad mulia yang bersemayam di dalam diri supaya lebih semangat lagi dalam berpikir akan kebajikan, berucap kata yang bermanfaat dan lebih responsif dalam bertindak untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Sebarkanlah lebih banyak bibit cinta kasih dan kasih sayang sehingga tidak ada tempat bagi kebencian, keserakahan, kemurkaan untuk tumbuh. Ciptakan dunia yang jauh dari penderitaan, melainkan penuh dengan aroma cinta, bunga senyuman dan aluanan kebahagiaan.

Ijinkan saya berdoa untuk anda para sahabatku. Semoga kita dapat menjadi penerang dalam kegelapan, menjadi obat untuk yang sakit, menjadi air bagi yang haus, menjadi solusi untuk masalah. Semoga anda dan keluarga senantiasa sehat, bahagia dan sukses. Dan akhirnya semua semua makhluk hidup berbahagia.

Selamat hari Waisak, Sahabatku !!

Mantra Bodhisatwa Tara

Bodhisatwa Tara  "om tare tuttare ture soha" Bodhisatwa Tara, yang pada mulanya berasal dari air mata yang diteteskan oleh Bodh...