Selasa, 17 April 2012

Shao Lin Temple yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.


Belum pernah terbayang olehku untuk dapat berkunjung ke Shaolin Temple secara langsung.  Ternyata hari ini 18 Maret 2012 saya dapat berdiri di depan gerbang Shaolin Temple.  Mimpi menjadi kenyataan.  Dari saya kecil sudah sering menonton film tentang kebesaran dan kehebatan Shaolin.  Hampir tidak pernah melewatkan film yang mengisahkan tentang shaolin.  Begitu juga film terbaru tentang Shaolin yang diperankan oleh Andi Lau.  Menambah keinginan mengebu untuk dapat melihat Shaolin secara langsung dengan mata dan kepala sendiri.  Yah, hari ini saya dan istri benar-benar berfoto di depan gerbang yang di atas tertulis “Shao Lin Se” (Shaolin Temple).  Bangga sekaligus bahagia.  Dapat melihat secara langsung sebuah temple legendaris yang konon didirikan pada jaman dinasti Wei Utara tahun 495M.  Dan yang terpenting adalah momentum kehadiran Bodhidharma, Dat Mo Zhu She 30 tahun setelah didirikannya.  Momentum berdirinya agama Buddha di dataran Tiongkok.  

Sesampainya di shaolin, kita langsung mengantri untuk menonton Kungfu Show yang terakhir pada hari itu.  Ruangan nonton juga ditata dengan baik dan nyaman.  Para biksu memang melatih fisik dengan baik, terbukti dari show-show yang dipertontonkan kepada kita seperti bermain toya, golok panjang (wan tau), menbengkokkan toya berkepala pisau dengan leher, mematahkan batang besi dengan kepala, kelenturan tubuh yang luar biasa dan masih banyak atraksi menarik lainnya.  Selesai menonton show sekitar 30 menit kita pun berjalan menuju gerbang Shaolin Temple.  Rombongan berfoto dengan gaya-gaya jurus Shaolin yang entah kapan dipelajarinya, hehehe (maaf yah sahabatku).  Memasuki gerbang disambut oleh dua rupang raksasa dengan tampang seram dan galak.  Ternyata melangkah memasuki kuil ada aturannya lho.  Di tengah pintu biasanya terdapat palang yang tingginya 20-30 cm.  Palang itu tidak boleh diinjak dan harus dilangkahi dengan kaki kiri.  Setelah melangkah ke dalam terlihat lagi 4 rupang raja langit raksasa ( fung thiau ie sun ).  Di atas pintu tertulis “Kuil yang tiada duanya di Dunia”.  Jika anda menonton film Shaolin Andy Lau.  Anda akan langsung tahu maksud saya.  Ketika Andy Lau yang memerankan seorang Jendral yang mengejar musuhnya sampai ke dalam kuil dan dengan arogannya menuliskan “CUMAN SEGINI” dengan cat merah di bawah tulisan “Kuil yang tiada duanya di Dunia”.  Yang kelak setelah Andy Lau tercerahkan dan menjadi biksu. Ia sendiri yang membersihkan tulisan itu.  Nonton ulang deh filmnya, mencerahkan banget lho.  TOP.

Nah, satu lagi neh, di film diceritakan Andy Lau terlontar karena serangan bom, terlempar dari atas bangunan dan mati tepat di rangkupan kedua telapak tangan Buddha besar.  Ternyata Buddha besar itu tidak pernah ada di Shaolin dan hanya ada di film saja.  Buddha yang ada di Dharmasala Shaolin tidaklah sebesar di film itu.  Anda ingat ga dengan tukang masak kuil yang diperankan oleh Jacky Chan.  Di kuil, memang ada tukang masaknya juga.  Dan satu hal yang mengagumkan adalah setiap pekerjaan yang dilakukan di dalam kuil baik itu memasak, menyapu, berlatih kungfu dan lainnya.  Menurut mereka, setiap pekerjaan itu adalah berlatih kungfu.  Berlatih kungfu adalah melatih diri, melatih pikiran dan melatih hati.  Jadi tidak ada satupun hal yang dilakukan di dalam kuil yang bukan melatih diri, hati dan pikiran.  Ajaran Buddha memang luar biasa.  Jadi ketika saya merangkum dalam bentuk kesimpulan dari beberapa pelajaran yang didapat dari Shaolin Temple ini adalah jangan merasa dan menyepelekan bahwa pekerjaan kita adalah pekerjaan rendahan dan tidak bermanfaat.  Setiap pekerjaan ada nilainya dan saling melengkapi.  Dan tidak kalah pentingnya yaitu setiap melakukan pekerjaan adalah sama juga dengan sedang melatih diri, pikiran dan hati.  Maka selalu berperhatian penuh lah pada saat mengerjakan apa saja. 



Eit, hampir lupa diceritakan sebuah event yang tak akan terlupakan oleh para rombongan Buddhasubhasita China Tour adalah setelah mengunjungi Shaolin Temple, kita diajak makan malam ala vegetarian dan acara ditutup dengan show optional yaitu Shaolin Zen Musical Show.  Wihhh sebuah pertunjukan yang sangat luar biasa, panggungnya adalah sebuah lembah gunung yang sudah ditata demikian apiknya dengan soundsystem, lighting dan slide shownya.  Minimal 200 artis menampilkan kelihaiannya dan kebolehannya.  Sayangnya hampir semua dari kita tidak dapat konsentrasi penuh pada saat menonton pertunjukan luar biasa itu.  Heran yah napa show bagus tapi ga konsen nontonnya.  Nah, saya kasih tahu jawabannya.  Kita tidak dapat konsen menonton dan berharap show segera selesai bukan karena shownya membosankan tetapi karena dinginnya luarrrr biasaaaaa. Ketika angin bertiuppp serrrrrr, dinginnya menerobos menusuk ke dalam tulang. Padahal kita sudah menyewa jaket eskimo yang beratnya amsiong.  Itu saja masih tembus.  Benar-benar luar biasa.  Tidak percaya?? Silakan kunjungi Shaolin temple dan tonton Shaolin Zen Musical Shownya.  Happiness & Success with Love. HSL

Kai feng ada Judge Bao, Indonesia kapan yah?



Pagi buta jam 04.30 WIB tanggal 16 Maret 2012 berkumpul di airport Soekarno Hatta untuk memulai perjalanan Buddhasubhasita China Tour 11 hari bersama 15 orang sahabat.  Perjalanan dimulai dengan flight CI680 jam 06.30 menuju Hongkong dengan China Airlines untuk transit dan langsung diantar dengan bus menuju ke kota Shenzen kemudian dilanjutkan dengan penerbangan ke ibukota Henan yaitu kota Zhengzhou.   Dijemput oleh local guide Linda, langsung diantar untuk check-in di hotel dan beristirahat. Maka selesailah hari pertama perjalanan.

Tanggal 17 Maret 2012, dimulai dengan sarapan penuh semangat dan antusiasme karena akan mengunjungi beberapa obyek wisata yang pastinya sangat menarik.  Salah satunya adalah Lord Bao Memorial Temple di Kaifeng.  Ternyata kota Kaifeng benaran ada lho.  Dan Judge Bao juga beneran pernah bertugas di pengadilan di kota tersebut walau hanya sebentar saja menjabat di sana.  Pertama memasuki komplek temple terdapat sebuah prasasti yang menuliskan hierarki kepemimpinan para pejabat yang pernah bertugas.  Nama Bao Zheng (nama asli Judge Bao)terukir di sana dengan adanya bekas lekukan di batu hitam legam tersebut.  Lekukan terjadi bukan karena kebetulan tetapi disebabkan oleh seringnya nama beliau dielus oleh setiap pengunjung yang hadir untuk menghormati beliau.  Terdapat lukisan wajah asli beliau juga dan beberapa hasil karya Bao dalam bentuk puisi dan tulisan.  Di ruangan berikutnya terlihat patung lilin Judge Bao lengkap dengan Wang Chau, Ma Han, Zhang Long, Zhao Fu dan penasehat tuan Gong Sun.  Dapat dilihat juga peralatan untuk mengadili pesakitan yaitu tiga buah guilotin (alat penggal) yang sering kita nonton dalam serial Judge Bao.  Guilotin Naga untuk memenggal keluarga bangsawan, Guilotin Macan untuk menghukum pejabat korup dan yang terakhir adalah Guilotin Anjing untuk rakyat jelata.   Saya sempat mencari seorang tokoh idola yang sangat berperan dan aktif membantu Judge Bao dalam menegakkan keadilan dan memberantas pejabat jahat nan korup.  Yah, Zhan Zhao.  Dia kok ga ada yah dalam diorama tersebut.  Ternyata menurut si Linda, Zhan Zhao adalah tokoh hayalan yang tidak pernah ada dan hanya dimunculkan dalam film.   Selain terkenal akan kejujurannya, Bao Zheng juga adalah seorang anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya.  Sebenarnya pada umur 29 tahun, beliau sudah lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dan diangkat sebagai pejabat kehakiman tetapi beliau mengundurkan diri pada saat itu karena ingin pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah selama 10 tahun.  Setelah kematian orang tuanya, dia kembali untuk diangkat sebagai pejabat ketika beliau berumur 40 tahun.  Judge Bao hidup pada dinasti Song.  Sangat terkenal sebagai hakim dan negarawan dengan kejujuran yang luar biasa sehingga mendapat julukan Bao Qing Tian yang berarti Bao si langit biru.   Beliau meninggal pada tahun 1062 dan dimakamkan di Hefei.  

Add caption
Di ruangan lain, terdapat patung Bao Zheng dalam posisi duduk dengan muka sangat berwibawa, tangan kiri memegang pegangan kursi dan tangan kanan dikepalkan sebagai tanda ketegasan.   Banyak pengunjung dan warga masyarakat melakukan puja dengan memasang dupa, mempersembahkan kue, buah dan kertas-kertas sembahyang.   Saya dan para sahabat rombongan tour juga melakukan puja dengan memasang dupa dan memasukkan dana ke kotak dana.  Selesai memasang dupa, saya berdiri di samping dan berpikir “Andaikan Judge Bao terlahir di Indonesia dan menjabat di Tanah Air”. Masyarakat Indonesia pasti akan hidup dengan damai, tenang dan aman.  Indonesia pasti akan maju karena kekayaan alam dan negara tidak digerogoti oleh pejabat yang hanya rajin, peduli dan bertanggung jawab untuk memperkaya diri dan kelompoknya.  Saya juga membayangkan semoga suatu hari guilotin macan akan berfungsi dengan baik di Tanah Air.  Hormat dan Salut untuk Judge Bao yang sangat mencintai rakyatnya dengan membuka pintu belakang sebagai akses langsung bagi para rakyat yang ingin mencari keadilan tanpa melalui birokrasi yang bertele-tele dan tentunya mahal.   Happiness & Success with Love. HSL

Mantra Bodhisatwa Tara

Bodhisatwa Tara  "om tare tuttare ture soha" Bodhisatwa Tara, yang pada mulanya berasal dari air mata yang diteteskan oleh Bodh...