Rabu, 21 November 2018

Punakha Dzong


Foto bersama di depan Punakha Dzong
Punakha Dzong, juga dikenal sebagai Pungtang Dewa Chhenbi Phodrang yang berarti istana kebahagiaan agung.  Menurutku, Dzong ini adalah yang terindah di antara yang lainnya.  Dzong ini terletak di atas sebuah pulau kecil yang berbentuk bagaikan gajah.  Pulau kecil ini berada di pertemuan sungai Pho Chhu (ayah) dan Mo Chhu (ibu) di lembah Punakha–Wangdue.  Dibangun oleh Ngawang Namgyal, Zhabdrung Rinpoche pertama, pada tahun 1637–1638, istana ini merupakan dzong yang tertua kedua dan terbesar kedua di Bhutan dan salah satu yang bangunannya paling megah.  Punakha Dzong merupakan pusat administrasi pemerintahan dan pusat pemerintahan Bhutan hingga tahun 1955, ketika ibukotanya dipindahkan ke Thimphu.


Tangga Punakha Dzong
Melewati jembatan kayu untuk sampai ke pintu gerbang Dzong, sangat cocok sebagai tempat berfoto maupun swa-foto di sana.  Jembatan kayu terawat dengan sangat baik, fotolah ke di arah kanan dengan background Dzong dan sungai.  Seperti Dzong yang lain, Punakha Dzong juga merupakan kantor administrasi pemerintahan yang dilarang diakses oleh pengunjung dan bagian wihara yang bebas dikunjungi.  Zhabdrung Rimpoche meninggal di sini dan jenasahnya yang dibalsem juga diletakkan di salah satu ruangan di Dzong ini tetapi hanya raja dan Je Khempo (pimpinan biksu) yang diizinkan memasuki ruangan itu.  
Pintu masuk Dzong ini cukup tinggi, terdiri dari tangga batu dan dilanjutkan dengan tangga kayu. Tangganya agak terjal, berhati-hatilah khususnya ketika turun.  Jadilah saksi mata untuk keindahan gedung, ornamen-ornamen, lukisan dinding dan patung Buddha Bodhisatwa yang sangat memukau di Dzong ini.  
Tidak ada pembagian untuk toilet laki-laki dan perempuan karena tidak ada biksuni di tempat ini sehingga harus rela berbagi toilet di sini.  Memang kualitas toiletnya tidaklah seindah dan sebersih bagian lain dari Dzong.  Sebenarnya saya agak heran dengan kondisi ini. Padahal toilet adalah salah satu tempat terpenting bagi manusia, di Thailand dinamakan Hong Nam yang berarti tempat yang berbahagia.

Memberikan dana kepada pelajar di Bhutan


Sebagai catatan dan saran kecil, kepada para sahabat dalam rombongan kami, saya sarankan untuk membawa beberapa peralatan tulis seperti pensil, penghapus, rautan atau pensil warna supaya dapat dibagikan kepada para pelajar di sana baik yang berjubah maupun tidak.  Mereka tidak akan meminta jika tidak dikasih, dan mereka juga tidak akan berebutan bagaikan lebah mengerumi bunga.  Memang sebuah budaya yang lubis.  Teringat ujaran indah "Perdamaian dunia dimulai dari hati yang tulus"

Tidak ada komentar:

Mantra Bodhisatwa Tara

Bodhisatwa Tara  "om tare tuttare ture soha" Bodhisatwa Tara, yang pada mulanya berasal dari air mata yang diteteskan oleh Bodh...