ZhingKham Resort |
Dari semua hotel yang kita tempati, saya hanya tertarik menuliskan hotel
ini karena memang cukup menarik dan memberikan banyak kenangan. Hotel ini terletak di Punakha dan tidak jauh
dari Punakha Dzong, kurang lebih 15-20 menit dengan mobil melewati lika-liku
dan menanjak cukup tinggi. Hotel ini bernama
Zhingkham Resort, dari Bahasa dzongkha dan berarti Surga. Memang tidak mudah untuk masuk surga, butuh
proses dan perjuangan untuk meraihnya.
Dari depan lobby hotel terlihat jelas kemewahan Punakha Dzong secara
keseluruhan, benar-benar bagaikan seorang dewa sedang memantau dunia ini dari
atas sana.
Oleh bell-girl, Kami ditunjukkan posisi cottage, wau nun tinggi di sana
dan dengan ragu saya bertanya apakah ada lift untuk tiba di sana. Dengan pasti ia menjawab, “No. Sir” dan
segera dilanjutkan olehnya “I will bring your luggage to your room”. Aman deh..
kemudian dia mengatakan restoran ada di sebelah Lobby, untuk makan malam
dan sarapan di tempat itu. Haduhhh…
Balkon Kamar |
Hotel ini termasuk baru, mereka hanya memiliki 5 cottage yang berlantai
2. Masing-masing cottage memiliki 8
kamar. Wuihhh pas banget untuk rombongan kita yang berjumlah 16 orang. Semua kamar memiliki balkon dengan pemandangan
yang luar biasa. Nikmat mana lagi yang
kau ingkari, demikian sabda teman-temanku.
Setelah mandi, jam makan malam pun tiba dan berangkat lah kami bersenjatakan
perut lapar dengan semangat 45 menyerbu restoran. Setelah makan kami duduk di balkon restoran
untu menikmati hawa dingin sambil ngobrol dengan tema dari Sabang sampai
Merauke, dari Dari Miangas Sampai Pulau Rote. Setelah semua selesai, kembalilah
kita mendaki untuk tiba di peraduan terindah malam itu.
Pagi-pagi, begitu bangun saya langsung menuju balkon untuk memantau
situasi dan kondisi, wauuu segar sekali.
Telihat temanku sudah jalan pagi mengelilingi resort. Aku pun terpanggil
untuk keluar kamar dan ikutan mengelilingi resort sambil menunggu jam buka
restoran. Di jalan bertemu dengan induk
anjing dengan anak-anaknya, temanku Ko Sun Lie berkata induk anjingnya jinak dan damai
sekali yah, biasanya induk anjing tidak akan mengizinkan orang menyentuh
anak-anaknya. Aku berpikir karena induk
anjing sudah percaya karena tahu bahwa orang Bhutan tidak terbiasa menyakiti makhluk
hidup.
Ketika mau check out, wanita-wanita perkasa sudah tiba di depan kamar-kamar kami dan siap membantu mengangkat koper-koper sampai di mobil. Saya, Hartono dan Tomi pun tertantang untuk membantu mereka menaikkan koper dan kita pun ikutan memanjat ke atas mobil untuk mengoper dan menyusun koper bersama supir. Sebuah pengalaman yang menyenangkan. Sebuah kebersamaan yang membahagiakan…
Cie Duo Tigooo |
This is a Happy Moment |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar