Pagi buta jam 04.30 WIB tanggal
16 Maret 2012 berkumpul di airport Soekarno Hatta untuk memulai perjalanan
Buddhasubhasita China Tour 11 hari bersama 15 orang sahabat. Perjalanan dimulai dengan flight CI680 jam 06.30 menuju Hongkong
dengan China Airlines untuk transit dan langsung diantar dengan bus menuju ke
kota Shenzen kemudian dilanjutkan dengan penerbangan ke ibukota Henan yaitu
kota Zhengzhou. Dijemput oleh local
guide Linda, langsung diantar untuk check-in di hotel dan beristirahat. Maka
selesailah hari pertama perjalanan.
Tanggal 17 Maret 2012, dimulai
dengan sarapan penuh semangat dan antusiasme karena akan mengunjungi beberapa
obyek wisata yang pastinya sangat menarik.
Salah satunya adalah Lord Bao Memorial
Temple di Kaifeng. Ternyata kota
Kaifeng benaran ada lho. Dan Judge Bao
juga beneran pernah bertugas di pengadilan di kota tersebut walau hanya
sebentar saja menjabat di sana. Pertama
memasuki komplek temple terdapat
sebuah prasasti yang menuliskan hierarki kepemimpinan para pejabat yang pernah
bertugas. Nama Bao Zheng (nama asli
Judge Bao)terukir di sana dengan adanya bekas lekukan di batu hitam legam
tersebut. Lekukan terjadi bukan karena
kebetulan tetapi disebabkan oleh seringnya nama beliau dielus oleh setiap
pengunjung yang hadir untuk menghormati beliau.
Terdapat lukisan wajah asli beliau juga dan beberapa hasil karya Bao
dalam bentuk puisi dan tulisan. Di
ruangan berikutnya terlihat patung lilin Judge Bao lengkap dengan Wang Chau, Ma
Han, Zhang Long, Zhao Fu dan penasehat tuan Gong Sun. Dapat dilihat juga peralatan untuk mengadili
pesakitan yaitu tiga buah guilotin (alat penggal) yang sering kita nonton dalam
serial Judge Bao. Guilotin Naga untuk
memenggal keluarga bangsawan, Guilotin Macan untuk menghukum pejabat korup dan
yang terakhir adalah Guilotin Anjing untuk rakyat jelata. Saya sempat mencari seorang tokoh idola yang
sangat berperan dan aktif membantu Judge Bao dalam menegakkan keadilan dan
memberantas pejabat jahat nan korup.
Yah, Zhan Zhao. Dia kok ga ada
yah dalam diorama tersebut. Ternyata
menurut si Linda, Zhan Zhao adalah tokoh hayalan yang tidak pernah ada dan
hanya dimunculkan dalam film. Selain
terkenal akan kejujurannya, Bao Zheng juga adalah seorang anak yang sangat
berbakti kepada orang tuanya. Sebenarnya
pada umur 29 tahun, beliau sudah lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dan
diangkat sebagai pejabat kehakiman tetapi beliau mengundurkan diri pada saat
itu karena ingin pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan
lemah selama 10 tahun. Setelah kematian
orang tuanya, dia kembali untuk diangkat sebagai pejabat ketika beliau berumur
40 tahun. Judge Bao hidup pada dinasti
Song. Sangat terkenal sebagai hakim dan
negarawan dengan kejujuran yang luar biasa sehingga mendapat julukan Bao Qing Tian yang berarti Bao si langit
biru. Beliau meninggal pada tahun 1062
dan dimakamkan di Hefei.
Add caption |
Di ruangan lain, terdapat patung Bao Zheng dalam
posisi duduk dengan muka sangat berwibawa, tangan kiri memegang pegangan kursi
dan tangan kanan dikepalkan sebagai tanda ketegasan. Banyak pengunjung dan warga masyarakat
melakukan puja dengan memasang dupa, mempersembahkan kue, buah dan kertas-kertas
sembahyang. Saya dan para sahabat
rombongan tour juga melakukan puja
dengan memasang dupa dan memasukkan dana ke kotak dana. Selesai memasang dupa, saya berdiri di
samping dan berpikir “Andaikan Judge Bao terlahir di Indonesia dan menjabat di
Tanah Air”. Masyarakat Indonesia pasti akan hidup dengan damai, tenang dan
aman. Indonesia pasti akan maju karena kekayaan
alam dan negara tidak digerogoti oleh pejabat yang hanya rajin, peduli dan bertanggung
jawab untuk memperkaya diri dan kelompoknya.
Saya juga membayangkan semoga suatu hari guilotin macan akan berfungsi
dengan baik di Tanah Air. Hormat dan
Salut untuk Judge Bao yang sangat mencintai rakyatnya dengan membuka pintu
belakang sebagai akses langsung bagi para rakyat yang ingin mencari keadilan
tanpa melalui birokrasi yang bertele-tele dan tentunya mahal. Happiness
& Success with Love. HSL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar